CBDC – TFI
“Pembuatan Film Toleransi
Antar Umat Beragama”
KELOMPOK 4:
NIM
|
Nama
|
Jabatan
|
2001594491
|
Yuke galinsi
|
Ketua
|
2001605444
|
Chaedir ardiansyah
|
Anggota
|
2001594320
|
M.Rama PH
|
Anggota
|
Afifah Riska R
|
Anggota
|
|
2001617110
|
Riska larasati
|
Anggota
|
2001595323
|
Bestary nur arasy
|
Anggota
|
Wira
ariastama
|
Anggota
|
Kelas
|
LG21
|
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
Project Luar Kelas Character Building Agama
1.
|
Judul Project
|
:
|
Pembuatan Film toleransi antar umat
beragama
|
2
|
Lokasi Project
|
:
|
Kampus Binus Anggrek
|
3
|
Kelompok target
kegiatan
|
:
|
Mahasiswa Binus
|
4.
|
Nama Anggota
Kelompok
|
:
|
Yuke galinsi
Chaedir
ardiansyah
M. rama putra
hardika
Wira Ariastama
Afifah Riska Ramadhanty
Riska Larasati
Bestary nur
arasy
|
5
|
Mata Kuliah
|
:
|
Character
Building Agama
|
6
|
Kelas
|
:
|
LG21
|
7.
|
Dosen
|
:
|
Noor Rachmat
|
Jakarta, 8 Juni 2018
Mengetahui
(Noor Rachmat)
|
Ketua Kelompok
(yuke
galinsi)
|
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB IV HASIL KEGIATAN 12…………………………………………………………...12
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………..14
A. KESIMPULAN
B. SARAN
B. SARAN
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia
diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu / manusia lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang
individu dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah
satunya adalah perbedaan kepercayaan / agama.
Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa
dipungkiri ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok
masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam rangka menjaga
persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghargai
dan menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
pertikaian.
Kami di sini berencana
untuk memberikan contoh toleransi antar umat beragama di Indonesia dengan
melakukan kegiatan pembuatan video mengenai toleransi antar umat beragama
dengan ini dapat dilihat bagaimana contoh toleransi terhadap agama yang
berbeda-beda.
B.
PERMASALAHAN
Dalam pendekatan budaya, sosial dan politik, istilah toleransi
merupakan simbol kompromi beberapa kekuatan yang saling tarik-menarik atau
saling berkonfrontasi untuk kemudian bahu-membahu membela kepentingan bersama,
menjaganya dan memperjuangkannya. Demikianlah yang bisa kita simpulkan dari
celotehan para tokoh budaya, tokoh sosial politik dan tokoh agama diberbagai
negeri, khususnya di Indonesia. Maka toleransi itu adalah kerukunan sesama
warga negara dengan saling menenggang berbagai perbedaan yang ada diantara mereka.
Sampai batas ini, toleransi masih bisa dibawa kepada pengertian
syariah islamiyah. Tetapi setelah itu, sejalan dengan perkembangan dan dinamika
kehidupan masyarakat, maka pengertian toleransi bergeser semakin menjauh dari
batasan-batasan Islam, sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme
agama-agama, bahkan dinilai “semua agama sama baiknya”.
Tentu saja, prinsip ini menolak kemutlakan doktrin agama-agama, yang
menurut doktrin Islam menyatakan bahwa kebenaran hanya ada dalam Islam. Kalau
pun ada perbedaan antara kelompok Islam dengan kelompok non muslim, maka segera
dikatakan bahwa perkara agama adalah perkara yang sangat pribadi sehingga dalam
rangka kebebasan, setiap orang merasa berhak berpendapat tentang agama ini,
mana yang diyakini sebagai kebenaran.
Tuntutan terhadap toleransi beragama tidak hanya berasal dari
pertimbangan-pertimbangan teologis maupun relijius, tetapi juga merupakan
tuntutan yang dikedepankan ketika keseluruhan struktur masyarakat berada dalam
situasi kritis, kemudian berbagai teori dikembangkan untuk membangun sebuah
masyarakat baru, meninggalkan sistem sosial lama yang tradisional agar lebih
bebas menciptakan masyarakat baru yang lebih modern. Oleh karena itu,
membicarakan toleransi beragama atau toleransi dan kebebasan beragama dengan
sendirinya menggiring kita masuk ke dalam wilayah pemikiran konstitusional dan
sosial pada permulaan zaman modern.
Penggunaan istilah modern dalam konteks toleransi dan kebebasan
beragama, sebagaimana pandangan Schumann di atas, memiliki pengertian
tersendiri. Menurutnya, istilah “modern” harus dikaitkan dengan society dan
bukan pada lingkup kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir. Tetapi yang dibicarakan
disini dalam konteks progress, yang berarti kemajuan dan bukan modernitas.
Seseorang yang menggunakan teknologi maju tidak selalu berarti menjadi manusia
modern. Para diktator yang mempertahankan cara hidup kuno dan tradisional
seringkali mempergunakan peralatan-peralatan maju. Namun tidak dengan
sendirinya mereka dianggap sebagai manusia modern. Istilah modern mengandung
pengertian kepada “perubahan sikap mental dan cara berfikir”. Modernitas
berkaitan dengan kemanusiaan dan bukan teknologi. Oleh karena itu, persoalan
toleransi dan kebebasan beragama membawa pada persoalan mendasar tentang kemanusiaan
atau antropologi. Melalui pertimbangan ini, maka persoalan kebebasan dan
toleransi beragama menjadi permasalahan teologis
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
TUJUAN
Mengajarkan bahwa perbedaan adalah suatu keindahan yang di miliki di
dunia nin
Memberi pengatahuan bagaimana toleransi yang sebenar nya berjalana
Memberi pengetahuan bahwa setiap agama saling menghormati
Terhindar dari perpecahan
Meningkatkan rasa persaudaraan
Meningkatkan kekuatan dalam iman
Meruntuhkan rasa paling benar pada diri sendiri
MANFAAT
ü Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama
ü Dapat mempererat tali silaturahmi
ü Terciptanya ketentraman dalah hidup bermasyarakat
ü
Lebih mempertebal keimanan
SOLUSI PERMASALAHAN
Oleh
karena itu, Kelompok kami berharap dapat meningkatkan pemahaman dari
murid-murid Binus University dalam mengembangkan sikap toleransi serta
nilai-nilai keagamaan, dan memberi mereka pengetahuan pengetahuan umum.
Kegiatan ini juga dapat menanamkan jiwa toleransi serta nilai-nilai keagamaan
yang beragam pada murid Binus University, diharapkan agar murid Binus dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Karena seiring berkembangnya jaman,
banyak masyarakat sekarang terlena dengan kecanggihan gadget, dan melupakan
kondisi sosial di sekitarnya, ini juga yang menjadi kekhawatiran kelompok kami
terhadap masyarakat sekarang. Maka, kelompok kami berniat untuk mengajarkan
nilai-nilai agama seperti tentang kebaikan & dan masing masing penerapannya
dalam kehidupan sehari hari melalui video. Pengajaran dengan metode kegiatan
video, di harapkan membuat anak-anak ini lebih mudah menerapkan ke kehidupan
nyata.
BAB II
KONSEP
KEGIATAN
Manusia dalam kehidupan
sehari-hari memiliki peran sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, serta unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai makhluk individu
manakala unsur-unsur tersebut ada dan menyatu dalam dirinya. Tetapi dalam
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, sehingga
manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang agar manusia menggunakan
akal dan pikirannya itu untuk selalu berpikir bagaimana mereka hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dengan bantuan orang lain, manusia dapat menggunakan
akal dan pikirannya untuk berkomunikasi atau berbicara serta bisa mengembangkan
potensinya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak akan bisa hidup
sendiri dan tidak akan bisa berdiri tegak.
Selain membutuhkan manusia lainnya, manusia
juga membutuhkan kepercayaan untuk dijadikan sebagai pedoman hidupnya. Dalam
menentukan kepercayaannya, setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih
kepercayaannya itu sendiri. Kita sebagai Warga Negara Indonesia memiliki hak untuk
memilih kepercayaan yang dianut. Hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal 29
ayat 2 yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”. Negara juga membuat idelogis beragama di dalam pancasila.
Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan
Yang Maha Esa” yang berarti bahsa setiap warga negara indonesia berhak memeluk
kepercayaan kepada tuhan sesuai dengan yang mereka yakini. Jika ada warga
negara yang tidak memiliki memiliki agama/ atheis maka itu sudah melanggar
hukum yang ada di negara Indonesia. Kebebasan memeluk agama merupakan hakikat
dari hidup yang tentram dan damai di dalam lingkungan masyarakat.
Pandangan dan pemikiran manusia yang
berbeda-beda dapat menimbulkan keributan dan perpecahan di antara merka. Oleh
karena itu toleransi menjadi hal yang sangat penting untuk mengatur agar tidak
terjadi keributan danperpecahan di antara masyarakat yang hidup berdampingang.
Dengan adanya sikap toleransi di dalam diri setiap umat beragama membuat hidup
lebih baik dan bisa saling menghargai meskipun berbeda keyakinan.
Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata
"Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi
pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang
tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai
setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Kebebasan dan toleransi tidak dapat di abaikan,
kebebasan tanpa adanya rasa toleransi akan menimbulkan perpecahan. Namun
seringkali kita temui hanya terjadi penekanan di salah satunya saja seperti
menekankan kebebasan tetapi tidak memperhatikan toleransi dan usaha merukunkan
dengan memaksakan toleransi. Untuk dapat menyelaraskan keduanya maka dari itu
pemahan setiap umat beragama tentang kebebasan dan toleransi harus benar dan
bisa menjalakan hidup bermasyarakat yang rukun dan makmur.
Dengan menyebarkan dan mengetahui kondisi toleransi antar umat
beragama di Indonesia, kita sebagai mahasiswa dapat tetap menjaga dan
memperbaik adanya hubungan toleransi tersebut sehingga dapat menimalisasikan
permasalahan-permasalahan antar umat beragama yang mungkin akan terjadi di
Indonesia kedepannya.
BAB III
METODE
KEGIATAN
Berikut tahapan kegiatan yang kami lakukan :
1.
Analisis Ide
cerita
Kami berkumpul untuk berdiskusi mengenai ide cerita yang akan kami laksanakan
nanti. Cerita yang akan kami buat mengenai Toleransi beragama sesama manusia di
dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi ini kami lakukan untuk memudahkan kami
dalam menjalan kan kegiatan pembuatan film nantinya.
2.
Membuat scrip
cerita
Membuat
scrip cerita tentang toleransi beragama yang berdasar kepada ide cerita yang
sudah di diskusikan sebelumnya untuk mendapatkan hasil film yang baik
3.
Melakukan
proses kegiatan syuting
Dalam tahap ini kami melakukan aplikasi Ide cerita dan scrip yang telah
kita buat
Supaya
pesan yang ada di dalam film yang kami buat bisa tersampaikan kepada masyarakat
yang menontonnya dan bisa mengerti apa itu pentingnya toleransi dalam kehidupan
berbangsa
4.
Proses
editing
Proses
editing merupakan kegiatan yang paling penting dalam rangkaian kegitan yang
kami buat. Proses ini sangat lah penting untuk membuat film yang kami buat
sukses karena dengan film yang berkualitas akan menarik banyak perhatian
penonton dan pesan yang kami buat bisa tersampaikan ke msayrakat luas untuk menyuarakan perdamain
dalam segi agama.
5.
Laporan Akhir
Setiap
kegiatan yang kami lakukan akan di dokumentasikan dimasukan kedalam laporan
akhir tugas kelompok character building agama . Pelaporan kegiatan ini juga
akan tersedia di blog cb kami.
BAB IV
HASIL KEGIATAN
Hasil
kegiatan dari pembuatan film dari kelompok 4 adalah memberikan pengetahuan dan
gambaran mengenai sikap toleransi dan menghargai antar umat beragama. Dalam
kegitatan tersebut terdiri dari beberapa rangkaian.
Tim yang hadir:
Ketua: Yuke galinsi (2001594491)
Anggota:
1.
Chaedir ardiansyah (2001605444)
2.
M. Rama putra H (2001594320)
3.
Wira ariastama (2001611850)
4.
Afifah Riska R (2001514676)
5.
Riska larasati (2001617110)
6.
Bestary nur arasy (2001595323)
HARI KE-2 PEMBUATAN FILM
Hari rabu, kami kerja kelompok sekitar binus kita melakukan
perundingan tentang judul film, tema dan tokohnya siapa aja, sebelum itu kita
sudah mempastikan untuk dapat tema toleransi antar umat agama.
Setelah itu kita perunding tentang tokoh siapa aja yang
mendapatkan peran yang telah kita tentui, tidak lama kemudian kita sudah
menemukan tokoh untuk berperan.
Peran utama :
1.
Chaedir ardiansyah
& Ratu ema adelia
2.
M. Rama putra H &
yuke galinsi
Peran pembantu :
1.
Wira ariastama
2.
Afifah Riska R
3.
Riska larasati
4.
Bestary nur arasy
Konflik di sini kita buat perbedaan
agama dimana agama yang lain belum mengetaui tentang agama kita yg haru kita
jalani. Dan diakhir ini kita baru membuat peran yang harus di praktekkan dengan
tokoh yang sudah dipilih.
Tim yang hadir:
Ketua: Yuke galinsi (2001594491)
Anggota:
1.
Chaedir ardiansyah (2001605444)
2.
M. Rama putra H (2001594320)
3.
Wira ariastama (2001611850)
4.
Afifah Riska R (2001514676)
5.
Riska larasati (2001617110)
6.
Bestary nur arasy (2001595323)
HARI KE-3
PEMBUATAN FILM
Hari ke-3 kita melakukan video untuk cb agama dimana kita
melakukan di tempat plaza senayan. Kami melakukan sesuai dengan
karakter yang telah di tentukan saat pertemuan ke-2. Saat kita melakukan
rekaman video kita tidak ada masalah dalam merekam. Dengan semangat kita
melakukan rekaman. Kami melakukan rekaman tidak menggunakan scrip Karena
menurut kita, lebih bagus kita melakukan dengan tidak menggunakan srip,dan kita
mencobanya dengan baik.
Tim yang hadir:
Ketua: Yuke galinsi (2001594491)
Anggota:
1.
Chaedir ardiansyah (2001605444)
2.
M. Rama putra H (2001594320)
3.
Wira ariastama (2001611850)
4.
Afifah Riska R (2001514676)
5.
Riska larasati (2001617110)
6.
Bestary nur arasy (2001595323)
7.
Ratu Ema Adhelia (2001599416)
HARI KE-4 PEMBUATAN FILM
Hari ke 4 ini adalah hari terakhir kita melakukan pembuatan
film cb agama disaat kita selesai kelas kita langsung pergi ketempat yang telah
ditentukan , yaitu di sekitar binus. Kita pembuatan film dengan tidak
menggunakan scrip lagi. Setelah kita melakukan pembuatan film dapat kita
simpulkan dari film ini.
Sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan
membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan
ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan
baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.
Dan sekian dari film kami yang telah kami buat.
Tim yang hadir:
Ketua: Yuke galinsi (2001594491)
Anggota:
1.
Chaedir ardiansyah (2001605444)
2.
M. Rama putra H (2001594320)
3.
Wira ariastama (2001611850)
4.
Afifah Riska R (2001514676)
5.
Riska larasati (2001617110)
6.
Bestary nur arasy (2001595323)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerukunan hidup umat
beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para pemeluk agama dalam
semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain secara
bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu hal, dapat diartikan
mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai masalah-masalah sosial
kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan
tenggang rasa- maka akan menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun
yang sedang mengalami kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang
lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.
B. SARAN
Agar kerukunan hidup umat beragama dapat
terwujud dan senantiasa terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang
mendorong terjadinya kerukunan secara mantap dalam bentuk memperkuat
dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat
beragama dengan pemerintah.
REFERENSI
Link
Blog: blogcbklp4lg21.blogspot.com
Link youtube : https://youtu.be/nMd-Xsd3d9s